- Rapat Staf Perdana, Teta Midra : Mari Saling Bekerjasama dan Menjadi Tim yang Solid
- Perdana Bertugas, Teta Midra Sambut Kunjungan Pengurus PWI Kabupaten Solok
- Teta Midra Emban Tugas Sebagai Plt. Kepala Dinas Kominfo
- Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati mengenai Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
- Diskominfo Persandian dan Statistik Kabupaten Indragiri Hilir Sharing Informasi Terkait SPBE ke Kab
- Sertijab Sekretaris Dinas Kominfo Berlangsung Sederhana
- Diskusi Publik Terhadap Sektor Unggulan Pemerintah Daerah Kabupaten Solok
- Rapat Koordinasi Kepatuhan Terhadap Standar Pelayanan Publik
- Rapat Pembahasan Dan Penyiapan Bukti Pencapaian Indikator SPBE 2021
- Tekan Angka PR Covid-19, Dinas Kominfo Ajak Masyarakat Lakukan Swab Test
"Internet Exchange" Indonesia Terbesar Ketiga di Dunia
KOMPAS.com - Saat pertama kali diresmikan pada 2005, Open Internet Exchange Point (OpenIXP) baru menangani trafik harian dengan angka puncak di kisaran 30 Gbps. Kini, lalu lintas data internet nasional Indonesia yang ditangani oleh OpenIXP telah membengkak hingga mencapai peak sebesar 277 Gbps pada 2016 lalu.
Jumlah Autonomous System (AS) yang terhubung ke OpenIXP ikut meninggkat hingga sekarang tercatat sebesar 726 AS. Tiap Autonomous System merupakan jaringan milik sebuah institusi yang tersambung ke internet melalui OpenIXP. Institusi pemilik AS bisa berupa operator telekomunikasi, online shop, ISP, bank, lembaga negara, dan lain-lain.
Head of OpenIXP Admin, Johar Alam Rangkuti, menerangkan bahwa dengan adanya ke-726 AS yang tersambung itu, OpenIXP kini telah menjadi internet exhcange terbesar di dunia, setelah PTT Metro Sao Paulo di Braazil dan Amsterdam Interet Exchange di Belanda.
"Tahun 2015, ketika AS yang tersambung ke kami masih 600-an, OpenIXP nomor lima. Sekarang 700-an nomor tiga. Tahun ini (2017) kalau sampai 800, ya jadi nomor satu," kata Johar ketika ditemui usai acara gathering admin OpenIPX di Jakarta, Jumat (13/1/2017).
Menurut Johar yang juga menjabat sebagai Chairman Internet Data Center (IDC) Indonesia selaku pengelola OpenIPX, jumlah AS yang tersambung bisa sedemikian banyak lantaran OpenIPX tak menarik bayaran.
IDC IndonesiaIlustrasi infrastruktur hardware milik IDC Indonesia yang digunakan sebagai sarana interkoneksi internet exchange.
Selain gratis OpenIPX bersifat terbuka sukarela. Pemilik AS manapun bisa bergabung apabila ingin. Sifat serupa belum tentu diikuti internet exhcange lain di seluruh dunia.
Ada yang dikelola oleh pemerintah, berbayar, ada juga yang bersifat wajib bagi pemilik AS.
Beberapa negara memiliki banyak internet exchange sehingga distribusi AS relatif lebih menyebar. "Di Amerika Serikat ada 15 internet exchange, jadi tidak ada sentralnya.
Sementara, di Eropa internet exhcange dibuat per kota, bukan level nasional seperti kita," terang Johan.
Baca Lainnya :
- Video Wawancara Kepala Bekraf: Sudah Bikin Apa Selama 2 Tahun?36
- Microsoft Bikin Windows Baru untuk Laptop Murah18
- 3 Layanan Digital yang Bakal Digandrungi di Indonesia0
- Microsoft Update Windows 8.2 Agustus?0
- 4 Teknologi yang Bakal Bertahan Sampai 20301
Hemat Rp 4,4 triliun
Internet Exchange Point (IXP) merupakan infrastruktur fisik di mana para penyedia layanan internet ISP dan content delivery network bertukar trafik antar jaringan mereka (AS).
IXP memungkinkan jaringan-jaringan ini untuk tersambung langsung -alih-alih harus melalui jaringan pihak ketiga terlebih dahulu- sehingga mengirit ongkos, sekaligus bandwitdh dan latency jaringan.
Baca: Pertumbuhan Internet Indonesia Tertinggi Keempat di Dunia
Sebelum ada IXP di Indonesia, misalnya, kiriman e-mail menuju rekan yang hanya berbeda gedung di Jakarta mesti dialirkan dulu ke jaringan luar negeri sebelum akhirnya sampai ke penerima. Ini memerlukan ongkos tinggi karena sambungan ke jaringan internet internasional dikenakan biaya.
Keberadaan IXP memotong biaya tersebut karena perangkat-perangkat dalam jaringan masing-masing AS kini bisa saling tersambung (interkoneksi) secara lokal di Indonesia, tanpa harus dialihkan ke luar negeri terlebih dahulu.
Oik Yusuf/ KOMPAS.comSekitar 1.500 orang admin dari 726 Autonomous System yang terdaftar di OpenIPX menghadiri acara gathering di Jakarta, Jumat (13/1/2017).
Berapa besarnya penghematan yang dihasilkan? Menurut catatan Johar, dengan asumsi biaya sambungan internasional sebesar 100 dollar AS per Mbps per bulan, maka bandwidth 277 Gbps yang dicatat oleh OpenIXP menghemat biaya sebesar Rp 4,4 triliun setiap tahun.
"Karena bisa menghemat ongkos, ISP lalu menurunkan biaya langganan. Ujung-ujungnya, pelangganlah yang menikmati manfaat dengan mendapat internet yang lebih terjangkau," imbuh Johar.
Jauh sebelum OpenIXP ada, sebenarnya telah ada internet exhcange lain bernama Indonesia Internet Exchange (IIX) yang diluncurkan pada 1997 oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Hanya saja, IIX hanya bisa digunakan oleh ISP. Para pemilik AS lain di luar itu, seperti misalnya universitas atau institusi pendidikan, tidak dapat ikut menikmati interkoneksi.
Sebab itulah, Johar yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal APJII pada awal-awal dekade 2000-an menginisiasi terbentuknya OpenIXP untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat internet Indonesia.
OpenIXP lalu berkembang hingga kini diklaim menaungi lebih dari 90 persen trafik internet di Indonesia.