- Rapat Staf Perdana, Teta Midra : Mari Saling Bekerjasama dan Menjadi Tim yang Solid
- Perdana Bertugas, Teta Midra Sambut Kunjungan Pengurus PWI Kabupaten Solok
- Teta Midra Emban Tugas Sebagai Plt. Kepala Dinas Kominfo
- Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati mengenai Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
- Diskominfo Persandian dan Statistik Kabupaten Indragiri Hilir Sharing Informasi Terkait SPBE ke Kab
- Sertijab Sekretaris Dinas Kominfo Berlangsung Sederhana
- Diskusi Publik Terhadap Sektor Unggulan Pemerintah Daerah Kabupaten Solok
- Rapat Koordinasi Kepatuhan Terhadap Standar Pelayanan Publik
- Rapat Pembahasan Dan Penyiapan Bukti Pencapaian Indikator SPBE 2021
- Tekan Angka PR Covid-19, Dinas Kominfo Ajak Masyarakat Lakukan Swab Test
Video Wawancara Kepala Bekraf: Sudah Bikin Apa Selama 2 Tahun?
Keterangan Gambar : Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dalam wawancara dua tahun Bekraf di Jakarta yang tepat jatuh pada tanggal 29 Januari 2017.
JAKARTA, KOMPAS.com - Dua tahun lalu, tepatnya pada 29 Januari 2015, Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo meresmikan lembaga baru setara kementerian yang dinamakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Bersamaan dengan itu, Triawan Munaf dilantik sebagai Kepala Bekraf.
Tugas utama Bekraf adalah mengelola ekonomi kreatif yang terbagi atas 16 subsektor. Masing-masing adalah aplikasi dan pengembangan permainan, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film dan animasi, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.
Kini, Bekraf telah mencanangkan beberapa program untuk meningkatkan produktivitas ekonomi kreatif sehingga makin berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB). Diharapkan PDB Indonesia naik dari 7 persen pada 2015 menjadi 10 persen pada 2019 mendatang.
Ada beberapa program unggulan Bekraf untuk mencapai target itu. Benang merah dari tiap program bertujuan sama, yakni mendorong pertumbuhan ekosistem ekonomi kreatif sehingga sumber daya manusia di Tanah Air mampu berkarya dan menghasilkan produk-produk yang punya daya saing tinggi di kancah internasional.
KompasTekno berbincang-bincang dengan Kepala Bekraf Triawan Munaf beberapa saat lalu untuk mengetahui apa saja hal-hal yang telah, sedang, dan akan dilakukan Bekraf selama satu periode. Berikut videonya.
HKI gratis
Salah satu program unggulan Bekraf adalah pendaftaran dan konsultasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) secara gratis. Program ini diperkenalkan pada awal 2016 lalu untuk memudahkan pelaku industri kreatif dalam hal administrasi dan biaya register HKI.
Sebelumnya, pendaftaran merek saja butuh biaya hingga Rp 3 juta. Belum lagi pendaftaran HKI lainnya yang mencakup hak paten dan hak cipta. Masing-masing butuh biaya berbeda.
Sepanjang 2016, Bekraf memfasilitasi 1.000 pelaku ekonomi kreatif yang belum mendaftarkan HKI. Mekanisme pendaftarannya melalui beberapa acara kreatif yang diadakan sepanjang tahun.
Untuk mengetahui lebih lanjut soal HKI dan bagaimana mekanisme program Bekraf, Anda bisa mengunduh aplikasi mobile bertajuk BIIMA - Info HKI di Google Play Store.
Dana Ekonomi Kreatif
Program unggulan lainnya adalah Dana Ekonomi Kreatif (Dekraf) yang diperkenalkan pada November 2016. Program ini berfungsi sebagai pool of commitment dari berbagai sumber dana dan lembaga keuangan untuk menyediakan dan meningkatkan portofolio pendanaan atau permodalan ke sektor ekonomi kreatif.
Menurut Triawan, ada banyak ide-ide startup lokal yang potensial dan solutif sehingga harus didukung. Masalahnya, Bekraf sebagai institusi pemerintah belum bisa menghimpun atau memberikan dana secara langsung. Untuk itu, Dekraf bakal memediasi pelaku startup dengan perbankan agar lebih mudah menerima pinjaman.
"Tahun ini kami targetkan Rp 500 miliar pinjaman berbentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dialokasikan ke pelaku ekonomi kreatif (yang salah satunya startup digital)," kata Triawan.
Program Dekraf memiliki empat skema mediasi pendanaan untuk startup lokal. Selain skema pinjaman bank, ada juga skema hibah, venture capital, dan skema masyarakat dari crowdfunding seperti pasar modal dan filantropi.
Bekraf for Pre Startup
Selain Dekraf, ada juga program Bekup yang merupakan kepanjangan dari Bekraf for Pre Startup. Sesuai namanya, program ini merupakan pembinaan pre-startup pada subsektor aplikasi, game, animasi, desain, dan fashion.
Tujuannya untuk mematangkan ide dan visi pelaku ekonomi kreatif sebelum meluncurkan bisnis riilnya, sehingga bisa mereduksi risiko kegagalan.
Bekup pertama kali diadakan pada Juni 2014 di 14 kota. Selanjutnya, Bekup 2.0 kembali memfasilitasi para startup di lima kota di Indonesia, yakni Medan, Tangerang, Bandung, Malang, dan Makassar, pada akhir 2016 lalu.
Secara garis besar, Bekup dilaksanakan dalam 4 fase kegiatan yang berkelanjutan. Pertama adalah fase Workshop yang berfungsi untuk menyampaikan materi pengetahuan dasar soal startup.
Fase berikutnya adalah Talent Development yang bertujuan memastikan setiap calon pendiri startup menguasai keterampilan dan keahlian dasar yang diperlukan sesuai peran yang akan dijalaninya, baik sebagai founder, co-founder, hal-hal teknis, maupun kreatif atau desain.
Selanjutnya adalah fase Founder Preparation. Peserta dipersiapkan dengan pengetahuan dan soft-skill yang diperlukan sebagai calon pemimpin tim dan pemimpin perusahaan.
Terakhir ada fase Pre-Incubation, di mana peserta sebagai satu tim akan dibimbing dalam mengeksekusi langkah pertama ketika mendirikan startup-nya. Fokus fase ini tertuju pada eksperimen bisnis untuk memastikan ide produk yang bakal dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar.
Untuk informasi selengkapnya soal Bekup, bisa bertandang ke situs resminya di tautan ini.